Sabtu, 27 Februari 2016

Jika Aku Menjadi Februari

Source image : tumblr.com
Jika aku menjadi Februari, aku ingin menurunkan hujan setiap harinya. Di sana, kamu akan meringkuk sambil memegangi gelas berisi cokelat hangat, sedangan aku bergelung di atas kasur sambil memikirkan hal-hal menyenangkan yang akan kulakukan bersamamu. Mungkin bermain genangan air di jalan, saling kirim pesan romantis, atau hanya diam berduaan menonton televisi di dalam kamar.

Jika aku menjadi Februari, aku akan menciptakan hari ke tiga puluh, sebab dua puluh sembilan hari tak cukup untuk menyampaikan surat-suratku. Aku tak bisa menulis setiap hari, sayang. Jemariku sering tak lancar mengetik, otakku sulit memilah kalimat yang tepat, dan mood-ku cepat berubah setiap jamnya.

Jika aku menjadi Februari, aku akan membuat hari-hari yang menyenangkan. Hari yang dipenuhi cinta, serta tak ada tengkar. Aku tak ingin ada lagi luka. Pun bulan seterusnya.

Jika aku menjadi Februari, aku ingin merawat rindu yang membelukar setiap tanggalnya. Sebab ada dua anak manusia yang terpisah jarak, saling memendam untuk sebuah temu. Mereka dengan sabar menanti hingga penghujung Februari. Mungkin ada banyak pasangan lain yang sedang menahan rindu pula.

Jika aku menjadi Februari, aku akan menjaga keistimewaannya. Ia berbeda. Ia berisi dua puluh sembilan hari penuh cinta. Penuh keluh kesah. Penuh sesal, maaf, terimakasih serta ungkapan lain. Orang-orang sibuk menulis surat penumpahan perasaannya. Mereka menulisnya di balik laptop, gadget, atau komputer dengan sepenuh hati. Mereka menuliskan semuanya di bulan Februari. Begitu pula denganku.


Andai saja, aku adalah Februari. Aku akan melakukan semua yang kumau. Namun, aku bukan Februari. Aku tetaplah perempuan yang diam-diam membantu mengobati luka hatimu. Semoga lukamu terobati di bulan Februari ini. Semoga hatimu bukan lagi berada pada gengaman perempuan yang telah meninggalkanmu. Semoga saja.

2 komentar: