Jumat, 11 Maret 2016

Sore, Hujan dan Hal-Hal yang Bergerak

Source image ; tumblr.com
Aku suka duduk sendiri, menghadap layar laptop dengan kursor berkedip-kedip. Aku suka memperhatikan orang yang berlalu-lalang. Di hadapanku, semuanya terasa hidup. Mereka bergerak dan sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Dan disini aku berada. Di depan perpustakaan sambil memperhatikan orang berlalu-lalang. Aku sempat kesal pada petugas perpustakaan yang terang-terangan mengusir pengunjung karena perpus akan ditutup. Uh, sejak kapan perpus ini tutup jam dua siang? Para pengunjung-pun keluar dengan bersungut-sungut. Mungkin mereka sepemikiran denganku.

Di depanku, sedang ada dua pria berbincang entah tentang apa. Mereka tampak sangat akrab sambil sesekali tertawa kencang. Aku tidak terganggu. Aku menikmati tawa mereka sambil sesekali tersenyum tipis. Aku menikmati setiap perbincangan yang keluar dari bibir mereka. Si anu yang putus dengan itu, hingga Pak anu yang selalu memberi tugas setiap harinya.

Di arah jam sebelas dari tempat dudukku, ada empat perempuan sibuk membaca buku-buku tebal. Mereka sedang diskusi, aku sempat sedikit mencuri dengar. Mereka tampak asyik dan larut pada kegiatannya masing-masing. Mungkin di kepala mereka tengah berkeliaran solusi dari kegiatan perdiskusian mereka. Kerutan yang muncul di kening mereka terlihat cukup dalam. Ya, mungkin permasalahan yang sedang didiskusikan cukup rumit.

Di seberang, terlihat seorang perempuan cantik berjalan dengan anggun. Tangan kanannya menjinjing tas laptop, sedangkan tangan kirinya sibuk menggeser layar smartphone. Dengan high heels yang dikenakannya sekarang, mungkin ia akan jatuh jika terus-terusan fokus pada smartphone-nya. Ah, tapi wajahnya pasti akan tetap mempesona walaupun membentur batu atau bahkan tergesek dengan aspal jalan.

Baru saja, aku melihat seorang pria melintas di depanku. Bisa kutebak dari raut mukanya, ia sedang kebingungan. Ia berdiri mematung, lalu mengalihkan pandangannya berkali-kali dari pintu perpustakaan ke layar ponselnya. Sepertinya ia heran mengapa perpustakaannya tutup seawal ini. Salah seorang bapak pegawai perpus tiba-tiba muncul dan berkata,”Perpusnya udah tutup Mas. Kesininya besok Senin aja ya.” Pria tadi hanya mengangguk pelan, lalu melangkah lesu menuju arah entah kemana.


Kulihat lagi di sekelilingku, ada seorang pria yang juga sedang berhadapan dengan laptopnya, sama denganku. Ada sepasang kekasih yang sedang saling suap makanan ringan dengan senyum rekah sempurna. Ada dua orang perempuan melintasi jalan kecil menuju perpustakaan sambil menggengam payung berwarna hijau tua. Ada burung yang tengah terbang mencari pohon untuk hinggap berteduh dari hujan. Ada hal-hal lain yang terus bergerak, pergi, atau pulang, sedangkan aku disini duduk diam memperhatikan. Sambil menunggu hujan reda, aku kembali menghadap pada layar laptop yang sudah menyala selama dua jam, lalu kembali mengetik sambil tersenyum samar.

3 komentar: