Source image ; tumblr.com |
Aku
suka duduk sendiri, menghadap layar laptop dengan kursor berkedip-kedip. Aku
suka memperhatikan orang yang berlalu-lalang. Di hadapanku, semuanya terasa
hidup. Mereka bergerak dan sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Dan disini
aku berada. Di depan perpustakaan sambil memperhatikan orang berlalu-lalang.
Aku sempat kesal pada petugas perpustakaan yang terang-terangan mengusir
pengunjung karena perpus akan ditutup. Uh, sejak kapan perpus ini tutup jam dua
siang? Para pengunjung-pun keluar dengan bersungut-sungut. Mungkin mereka
sepemikiran denganku.
Di
depanku, sedang ada dua pria berbincang entah tentang apa. Mereka tampak sangat
akrab sambil sesekali tertawa kencang. Aku tidak terganggu. Aku menikmati tawa
mereka sambil sesekali tersenyum tipis. Aku menikmati setiap perbincangan yang
keluar dari bibir mereka. Si anu yang putus dengan itu, hingga Pak anu yang
selalu memberi tugas setiap harinya.
Di
arah jam sebelas dari tempat dudukku, ada empat perempuan sibuk membaca buku-buku
tebal. Mereka sedang diskusi, aku sempat sedikit mencuri dengar. Mereka tampak
asyik dan larut pada kegiatannya masing-masing. Mungkin di kepala mereka tengah
berkeliaran solusi dari kegiatan perdiskusian mereka. Kerutan yang muncul di
kening mereka terlihat cukup dalam. Ya, mungkin permasalahan yang sedang
didiskusikan cukup rumit.
Di
seberang, terlihat seorang perempuan cantik berjalan dengan anggun. Tangan
kanannya menjinjing tas laptop, sedangkan tangan kirinya sibuk menggeser layar
smartphone. Dengan high heels yang dikenakannya sekarang, mungkin ia akan jatuh
jika terus-terusan fokus pada smartphone-nya. Ah, tapi wajahnya pasti akan
tetap mempesona walaupun membentur batu atau bahkan tergesek dengan aspal jalan.
Baru
saja, aku melihat seorang pria melintas di depanku. Bisa kutebak dari raut
mukanya, ia sedang kebingungan. Ia berdiri mematung, lalu mengalihkan
pandangannya berkali-kali dari pintu perpustakaan ke layar ponselnya.
Sepertinya ia heran mengapa perpustakaannya tutup seawal ini. Salah seorang
bapak pegawai perpus tiba-tiba muncul dan berkata,”Perpusnya udah tutup Mas.
Kesininya besok Senin aja ya.” Pria tadi hanya mengangguk pelan, lalu melangkah
lesu menuju arah entah kemana.
Kulihat
lagi di sekelilingku, ada seorang pria yang juga sedang berhadapan dengan
laptopnya, sama denganku. Ada sepasang kekasih yang sedang saling suap makanan
ringan dengan senyum rekah sempurna. Ada dua orang perempuan melintasi jalan
kecil menuju perpustakaan sambil menggengam payung berwarna hijau tua. Ada
burung yang tengah terbang mencari pohon untuk hinggap berteduh dari hujan. Ada
hal-hal lain yang terus bergerak, pergi, atau pulang, sedangkan aku disini
duduk diam memperhatikan. Sambil menunggu hujan reda, aku kembali menghadap
pada layar laptop yang sudah menyala selama dua jam, lalu kembali mengetik sambil tersenyum samar.
Bagus mba (y)
BalasHapusMakasih :)
BalasHapusEpik sekali. Lanjutkan!
BalasHapus