Selasa, 11 April 2017

Merayakan Kesedihan

Source image : tumblr.com

Untukmu yang selalu mencoba terlihat kuat. Jangan berusaha terlalu keras, sayang. Jangan memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja.


Saya telah hidup selama dua puluh tahun. Selama itulah saya telah bertemu dengan jutaan orang. Entah hanya sekedar berpapasan, saling berkenalan namun beberapa minggu kemudian lupa siapa nama orang yang diajaknya berkenalan,  atau orang yang sampai saat ini masih berhubungan baik dan saling bercerita perihal hidup. Masing-masing dari mereka memiliki karakter dan cerita yang berbeda. Dari sekian banyak obrolan-ngalor-ngidul yang terjadi, ada satu hal yang masih saya ingat sampai sekarang. Kenyataan bahwa hidup tidak melulu lurus dan menyenangkan.

Kita pernah merasakan sakit dan kegagalan. Lelah, tangis, dan merasa sendiri seakan tak  memiliki tempat untuk memulangkan cerita. Mungkin kau pernah menyakiti diri sendiri dengan memendam semua masalahmu sendirian. Kau beranggapan bahwa semuanya akan segera baik-baik saja jika kau terus bersabar. Namun kenyataannya keadaan tidak akan berubah jika kau hanya diam tanpa melakukan tindakan apapun. Mungkin, kau juga pernah menyalahkan Tuhan karena tak pernah mengabulkan doa-doamu setiap harinya. Kau selalu mengumpat, tanpa menyadari satu hal; bahwa Tuhan tak pernah memberikan apa yang kau inginkan, namun Ia selalu memberikan apa yang kau butuhkan.

Kita pernah mempertahankan hal yang seharusnya bukan hak kita; kebahagiaan, cinta atau bahkan penderitaan. Kita sering menjadi egois demi mendapatkan kebahagiaan yang seharusnya bukan milik kita. Padahal untuk menjadi manusia, sesekali kita harus bersedih dan menderita. Jangan bersikeras untuk terlihat kuat dan baik-baik saja. Kadang-kadang, kita harus merayakan kesedihan. Berpesta dengan air mata. Berkawan dengan kesakitan. Namun seusai berpesta, ingatlah; bahwa kau tidak akan pernah merayakannya lagi. Jangan pernah mengulang kesedihan, air mata, dan luka yang sama. Kau harus bisa menjadi sutradara yang apik bagi hidupmu sendiri. 

Menangislah jika ingin.

Bersedihlah seperlunya.


Manusia bukan robot yang tidak bisa merasakan apa-apa.

2 komentar:

  1. Ternyata merayakan kesedihan itu perlu yaa. Semangat nulis yaa cuz wkwk

    BalasHapus
  2. Iya riz, manusia nggak boleh fokus dengan kebahagiaannya sendiri 😁 Makasihh semangat nulis juga buat kamu 💙

    BalasHapus