Senin, 30 Mei 2016

Untuk Arjuna: Semoga Kamu Tidak Membacanya

Source image : tumblr.com
Hai, Arjuna.

Maaf, lagi-lagi saya menulis surat untukmu. Tidak akan mengganggu kan? Toh saya tidak pernah memberikannya langsung padamu. Kamu tidak akan pernah tahu. Jika suatu hari nanti kamu membacanya, maka simpanlah untuk dirimu sendiri. Jangan diberitahukan pada orang lain, apalagi kekasihmu yang pencemburu itu.

Arjuna, saya tidak bisa menjamin bahwa ini adalah surat terakhir yang akan saya tulis, sebab akan ada surat seterusnya yang mungkin isinya nyaris sama. Semuanya saya simpan dengan rapi dalam folder. Maka, surat ini adalah sebuah rahasia paling rahasia. Mari menjaganya rapat-rapat. Berdua. Sekarang hingga entah kapan.

Sebentar lagi bulan ramadhan tiba. Kamu tahu kan pertemuan awal kita terjadi saat bulan ramadhan? Saya sendiri masih mengingat betul tanggal dan bulannya, serta obrolan apa yang kita bicarakan pada hari itu. Semuanya berjalan cepat. Kamu mengirimi pesan singkat, saya membalas. Saya mengirimi pesan singkat, kamu membalas. Kita layaknya remaja yang ditipu perihal cinta menggebu-gebu. Akhir-akhir ini saya sadar, semua itu adalah semu dan kepura-puraan. Tak ada cinta yang tumbuh secepat itu. Tak ada cinta yang terucap dari bibir ABG yang sedang mengalami krisis jati diri seperti itu. Pantas saja semua berakhir begitu cepat. Otak kita belum mekar dan siap menampung apa-apa. Saya paham, walaupun butuh beberapa tahun untuk mengartikan pemahaman yang kamu buat.

Surat terakhir yang saya tulis berisi bahwa saya sudah sepenuhnya lepas dan bangkit. Saya sudah menemukan jiwa baru. Semua itu benar adanya, Arjuna. Saya sudah melakukannya berkali-kali, melatih diri saya sendiri untuk tidak lemah dan cengeng. Saya sudah berhasil. Namun, apakah hati dan jiwa saya siap menerima sosok lain? Saya kira belum. Bukan trauma. Hanya ingin istirahat setelah terlalu jauh berlari tanpa jeda.


Terimakasih atas kebaikanmu, Arjuna. Sampai jumpa di hari baik selanjutnya jika semesta mengizinkan. Saya akan menulis surat untukmu lagi entah kapan. Semoga kamu tidak membacanya. Kamu ingin tahu alasannya? Maka temui saya jika kamu memiliki waktu luang.